Contoh Penggunaan Binatang, Hewan, Fauna, dan Satwa
Contoh-contoh pemakaian keempat kata tersebut bisa dilihat dalam penjelasan berikut agar detikers lebih paham:
Demikian penjelasan lengkap mengenai perbedaan binatang, hewan, fauna, dan satwa beserta contoh pemakaiannya. Semoga menambah wawasan detikers, ya!
Pengertian Binatang, Hewan, Fauna, dan Satwa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, binatang adalah makhluk bernyawa yang mampu bergerak (berpindah tempat) dan mampu bereaksi terhadap rangsangan, tetapi tidak berakal budi.
Adapun hewan, kata ini diartikan sebagai binatang, sedangkan fauna adalah keseluruhan kehidupan hewan di suatu habitat, daerah, atau strata geologi tertentu. Sementara itu, kata satwa oleh KBBI diartikan sebagai binatang.
Untuk informasi tambahan, kata hewan diserap dari bahasa Arab, حَيَوَان, yang berarti binatang sebagaimana penjelasan dari kamus Al-Ma'any. Sementara itu, dikutip dari buku Tata Cara Identifikasi Satwa Liar yang Dilindungi oleh Juju Juanda, istilah fauna berasal dari bahasa Yunani yang bermakna binatang.
Di sisi lain, kata satwa diambil dari bahasa Sansekerta. Menurut makna yang tersaji dalam buku Kamus Sansekerta Indonesia oleh Dr Purwadi M Hum dan Eko Priyo Purnomo, satwa berarti binatang/hewan.
Singa Berbadan Naga
Menurut Retnaningsih (2012) dalam Wijayanti, Hafizullah, dan Suharjianto (2020), barongsai merupakan perwujudan dari legenda singa berbadan naga. Makhluk tersebut selalu datang meminta tumbal selama perayaan Imlek.
Cara untuk mengusirnya adalah dengan menciptakan musik yang terdiri dari tambur, gembrengan, dan canang. Selain itu, barongsai juga kerap "diberi makan" angpau. Isinya umumnya uang dengan nominal kelipatan 4, misalnya Rp4 ribu, Rp8 ribu, dan seterusnya.
Versi lain mengungkapkan, barongsai sebenarnya terinspirasi dari singa sungguhan. Penciptaannya sendiri bisa ada setelah beberapa ekor singa diterbangkan ke Negeri Tirai Bambu. Memangnya, di China tidak ada singa, ya?
Berdasarkan laman The Met Museum, singa bukanlah hewan asli China. Adapun yang ada sekarang mulanya berasal dari belahan dunia barat. Singa-singa tersebut diperkirakan sampai ke dataran China pada masa Han Barat/Awal (206 SM-9 M) melalui Jalur Sutra.
Setelah melihat keberadaan singa, masyarakat China terdahulu lantas membuat kostum yang menyerupai sang raja hutan. Mereka mengenakan kostum tersebut lalu meniru gerak-gerik seekor singa.
Lambat laun, pada Periode Tiga Kerajaan, kegiatan tersebut berubah menjadi sebuah pertunjukan atraksi barongsai seperti yang kita kenal saat ini. Lebih lanjut, semasa Dinasti Tang berkuasa, barongsai menjadi salah satu tarian yang dipertontonkan di istana.
Tidak berhenti sebatas sebagai pertunjukan, kini barongsai juga mengandung nilai spiritual. Dilansir China Highlights, tarian yang selalu ada saat Imlek ini kerap diadakan guna memohon keberuntungan selama Festival Musim Semi ataupun perayaan lain.
Sementara itu, ada pula yang menyebutkan bahwa barongsai adalah sebuah makhluk mitologi. Masih dari China Highlights, dalam kebudayaan China, singa termasuk makhluk mitologi.
Ini karena hewan tersebut dahulu sangat jarang ditemukan sehingga orang-orang pun menganggap bahwa sang raja hutan bukanlah makhluk sungguhan.
Masyarakat China melihat singa sebagai simbol kekuatan, kebijaksanaan, dan superioritas. Adapun kostum barongsai mulai ada setelah orang-orang tahu bahwa "Nian"-makhluk mitologi lain dalam kebudayaan China-yang memakan manusia ternyata takut dengan singa.
Itulah mengapa tarian barongsai sengaja diselenggarakan guna mengusir Nian dan roh jahat lainnya serta mendatangkan keberuntungan selama perayaan Imlek.
Peranan dan fungsi barongsai, simak di halaman selanjutnya ...
Peranan dan Fungsi Kesenian Barongsai
Barongsai-sebutan aslinya Samsi-memiliki sejumlah fungsi bagi masyarakat China. Merujuk Fungsi dan Makna Kesenian Barongsai bagi Masyarakat Etnis Cina Semarang oleh Putro (2009), barongsai memiliki tiga fungsi:
Barongsai digunakan untuk keperluan sembahyang dan upacara ritual. Barongsai yang digunakan untuk kebutuhan ritual biasanya hanya satu.
Selain itu, samsi juga perlu disembahyangkan dan akan ditempel Hoo, kertas berwarna kuning yang bertuliskan aksara Mandarin. Kegiatan tersebut dilaksanakan di kelenteng.
Berbeda dengan kebutuhan ritual, barongsai yang diadakan untuk hiburan biasanya terdiri atas dua sampai lima personel. Penampilannya juga lebih atraktif, yakni meliputi akrobat di tanah maupun di atas tonggak.
Selain itu, pengadaannya pun tak terbatas semasa Imlek, melainkan meliputi acara pernikahan, ulang tahun instansi, dan lainnya.
Di era Reformasi, kesenian China yang satu ini ternyata sempat dipakai untuk keperluan politik. Salah satu contohnya adalah penampilan barongsai yang dilakukan partai PAN sebagai kampanye dalam menghadapi pemilu 1999.
Jadi, detikers sudah tahu bahwa barongsai sebenarnya adalah hewan berupa singa atau bisa juga singa berbadan naga. Apakah kamu pernah menyaksikan atraksi barongsai sebelumnya?
Selain lentera merah dan kue keranjang, perayaan imlek juga dimeriahkan dengan berbagai atraksi, seperti pertunjukkan naga dan barongsai.
Tak hanya saat Imlek, Barongsai sering kali ditemui dalam pementasan seni budaya Tionghoa. Pertunjukan khas ini memiliki daya tarik yang unik dan menarik perhatian banyak orang. Namun, apakah kamu tahu Barongsai sebenarnya hewan apa? Simak penjelasannya di bawah ini.
Barongsai juga dikenal dengan sebutan Lion Dance atau wǔshī dalam bahasa Mandarin. Seperti namanya, hewan Barongsai adalah singa yang menari.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Menurut buku The Art of Lion Dance, hewan Barongsai memiliki akar dalam legenda Tionghoa kuno. Konon, seekor monster bernama "Nian" (dapat diartikan sebagai "binatang buas") sering muncul untuk menakuti penduduk desa.
Namun, penduduk desa menemukan bahwa Nian takut pada warna merah, suara keras, dan gerakan yang dinamis. Oleh karena itu, untuk menjauhkan Nian, mereka menggunakan dekorasi merah, petasan, dan tarian yang kini dikenal sebagai tarian Barongsai.
Kostum barongsai terdiri dari dua orang penari yang bekerja bersama-sama untuk menciptakan ilusi gerakan singa yang hidup.
Kostum tersebut terbuat dari kain dan hiasan warna-warni yang melambangkan keberuntungan. Bagian kepala kostum ini dilengkapi dengan mata yang besar dan warna-warna cerah, sementara tubuhnya dilapisi dengan bulu dan ornamen tradisional.
Baca Juga: Neuralink Berhasil Tanamkan Chip di Otak Manusia
Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal istilah binatang, hewan, fauna, dan satwa. Apakah keempat kata tersebut dipakai untuk menunjukkan hal yang sama? Mari simak penjelasan berikut contoh lengkapnya berikut!
Berdasar informasi dari Indonesian Journal of Conservation berjudul "Keanekaragaman Hayati Indonesia: Masalah dan Upaya Konservasi" oleh Agus Setiawan, Indonesia tercatat memiliki 115 spesies mamalia, 1.500 spesies burung, 600 spesies reptil, dan 270 spesies amfibi. Di samping itu, Indonesia juga kaya akan keanekaragaman ikan.
Sebagai warga negara yang bangga akan kekayaan alam ini, detikers mesti paham cara penyebutannya dengan tepat. Oleh karena itu, kamu bisa membaca paparan mengenai perbedaan kata binatang, hewan, fauna, dan satwa di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata, Barongsai Adalah Hewan Ini!
Jadi, barongsai hewan apa? Berdasarkan temuan detikSumut, Kamis (19/1/2023), terdapat beberapa versi penjelasan mengenai barongsai.
Perbedaan Binatang, Hewan, Fauna, dan Satwa
Dari pengertian di atas, tidak terlihat adanya perbedaan makna yang terkandung. Bahkan, satu sama lainnya saling bersinonim.
Keterangan senada juga didapat dalam tulisan Satrio Bagus Pamungkas berjudul Perancangan Ilustrasi Satwa Endemik Indonesia beserta Media Promosinya yang diunggah laman Universitas Sahid Surakarta.
Dijelaskan bahwasanya binatang, hewan, fauna, dan satwa adalah hal yang sama. Perbedaannya terletak dalam kegunaan masing-masing dalam topik pembicaraan.
Misalnya, untuk ragam hukum (dibahas atau disebut dalam suatu norma) dan ragam zoologi (ilmu kehidupan binatang dan klasifikasi hewan), kata fauna dan satwa bisa dipakai. Kondisi berbeda berlaku untuk kata binatang yang pemakaiannya begitu luas. Kata ini bisa dipakai untuk ragam akrab, santai, maupun kasar.
Sementara itu, kata hewan bisa digunakan dalam ragam zoologi. Bahkan, penggunaan kata ini bisa jauh lebih luas atau umum ketimbang satwa.
Dirujuk dari akun Instagram The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ), @siej_info, penggunaan kata hewan, binatang, dan satwa memang sama-sama merujuk makhluk hidup selain tumbuhan dan manusia. Namun, terdapat sedikit perbedaan dalam pemakaiannya.
Kata hewan merujuk pada makhluk jinak dan sering berinteraksi dengan manusia. Istilah ini juga sering dipakai untuk istilah dalam pembelajaran serta lebih halus. Sementara itu, kata binatang merujuk makhluk yang cenderung liar dan hidup di alam bebas alias tidak dipelihara serta lebih kasar.
Terakhir, kata satwa merujuk makhluk liar atau buas yang diburu, tetapi tidak diternakkan. Contohnya adalah beruang, babi, hutan, badak, dan singa.
Kesimpulannya, penggunaan masing-masing kata adalah:
Tarian ini juga menggunakan gerakan dasar seni bela diri, serta berjongkok, telentang, membungkuk, berdiri tegak, berjingkrak, dan melompat.
Selain lentera merah dan kue keranjang, perayaan Imlek belum terasa lengkap kalau tidak ada atraksi barongsai. Sebenarnya, apa itu barongsai?
Dikenal sebagai 舞獅 (wǔshī) dalam bahasa Mandarin, pertunjukan yang memadukan unsur seni dan olahraga ini sudah menjadi tradisi turun-temurun.
Namun, pernahkah detikers bertanya, barongsai hewan apa, sih? Buat kamu yang penasaran, mari simak rangkuman informasi dari detikSumut berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT